MEDIA Bag 2 (Bakteriologi)

Selektif dan Diferensial Media

Media Perbenihan yang dapat digunakan untuk memisahkan koloni satu jenis bakteri dari koloni-koloni lain serta dapat memberi ciri yang khas untuk bakteri golongan tertentu. Dibawah ini adalah contoh dari selektif dan differensial media:

Blood Agar Plate (BAP)

Kegunaan : Untuk isolasi dan pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme,terutama

yang phatogen dan menetapkan bentuk hemolisa dari bakteri-bakteri tersebut.

Prinsip kerja : Media kultur ini kaya nutrient yang menyediakan kondisi pertumbuhan yang optimal untuk semua mikroorganisme yang relefan.Ph 6,8 menstabilkan sel darah merah dan menyokong bentuk zona hemolisa yang jelas. Darah kambing yang di defibrinasi yang segar adalah yang paling cocok untuk menentukan bentuk hemolisis.

Kandungan : Nutrien substrat (ekstrak hati dan pepton), NaCl, Agar-agar, Darah kambing

Cara Kerja :

  1. Suspensi bakteri ditanam dengan cara goresan sejajar pada empat kudaran media.
  2. Inkubasi 24 jam suhu 370C
  3. Lihat ciri-ciri koloni.
  4. Koloni (ingin diperiksa) yang terpisah dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut.

Cara pembuatan

Larutkan 40 g/L, autoclave (min15 pada suhu 1210C) didinginkan sampai suhunya 45-500C tambah darah yang di defibrinasi campurkan. PH 6,8 ± 0,2 pada suhu 250C

Oh,,my Profesi

Jadi seorang analis kesehatan professional itu susah banget,terkadang kita masih berfikir profesi yang kita tekuni ini tidak terlalu penting. Oleh karena mindset yang telah tertanam lama bahwa dokterlah yang paling menentukan dalam diagnosis penyakit. Sementara pekerjaan kita dalam pemeriksaan laboratorium tidak terlalu berperan penting, membuat kita kurang berminat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Seorangnya analis seringnya bekerja hanya sebatas yang di suruh oleh dokter saja, apabila terjadi permasalahan selama proses pemeriksaan kita tidak tau akan berbuat apa. Emang benar dokter yang paling menentukan diagnosis suatu penyakit, tapi untuk pemeriksaan dilab kita seharusnya gak sebatas pekerja saja. Kalo hanya sebagai pekerja, kemampuan kita bisa saja digantikan dengan alat-alat yang semakin lama semakin canggih. Sebagai seorang analis kesehatan, seharusnya bisa menganalisa hasil pemeriksaan lab(namanya juga analis) dan mengatasi masalah yang mungkin terjadi di laboratorium.

Buat teman-teman sesama analis kesehatan jangan patah semangat untuk terus mencintai profesi kita dan terus berjuang meningkat kwalitas kita.

Mari terus belajar,

Jika ingin profesi analis kesehatan di perhitungkan dalam bidang kesehatan kita harus menjadikan diri kita memang pantas untuk diperhitungkan,

Chayooo, Friend…..

MEDIA Bag 1 (Bakteriologi)

Media adalah perbenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu dengan aquadest yang dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, atau parasit,dengan derajat keasaman dan inkubasi tertentu. Disini diuraikan mengenai media untuk Bakteri.

Menurut Fungsinya media dibagi beberapa menjadi beberapa kelompok, yaitu :

  1. Media transport :Media untuk pengiriman/membawa bahan pemeriksaan bakteriologis
  2. Media penyubur (Enhricment Media) : Media untuk memperbanyak/pertumbuhan
  3. Media Selektif : Media yang dapat digunakan untuk memisahkan memilih satu jenis bakteri dari koloni-koloni yang lain.
  4. Media Differensial : Media yang komposisi kimiawinya dapat member ciri kusus Pada genus bakteri tertentu
  5. Media Penyimpanan : Media yang digunakan untuk subkultur atau pemeliharaan bakteri.
  6. Media identifikasi : Perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri/identifikasi.Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama

Enrichment Media

Perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri/menumbuhkan bakteri menjadi lebih banyak.

1. Geolliti

Kegunaan : Enrichment media khusus staphylococcus (terutama bakteri Staphylococcus aureus)

Prinsip kerja : Pertumbuhan staphylococcus dinaikan oleh piruvat, glysin, dalam konsentrasi manitol yang tinggi, kontaminasi dari gram negative dihambat lithium clorida,sementara kontaminasi gram positif lain dihambat oleh tellurit. Micrococcus di cegah sampai derajat tertentu karena kondisi anaerob.pertumbuhan Staphylococcus dapat diketahui denangan timbulnya warna hitam pada media karena reduksi tellurit menjadi methalik tellurium.

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit antropozoonotik (penyakit pada hewan yang dapat ditularkan pada manusia) bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Ada banyak jenis bakteri leptospira tapi yang menyebabkan leptospirosis adalah L. interrogans.

Ciri-ciri L.interrogans :

  • Berbentuk spiral tipis berukuran 0.1 mmx6-20mm,
  • Bergerak sangat aktif (Very active motility),dengan memutar dan bengkok
  • Biasanya satu atau kedua ujungnya membengkok dan berkait
  • Dapat lihat di mikroskop medan gelap, mikroskop kontras, atau yang lebih canggih

Seperti yang di jelaskan di paragraf pertama leptospirosis adalah penyakit antropozoonotik, Hewan tertentu dapat menularkan penyakit ini pada manusia. Penularan dari manusia kemanusia kemungkinan bisa tapi selama ini belum pernah terjadi.

Hewan yang dapat menuarkan (reservoir) leptospirosis:

  • Hewan pengerat (rodensia),paling banyak
  • Binatang ternak(domba, kuda, kambing, angsa),
  • Binatang bertaring

    Lepstospira berkembang dalam tubuh hewan-hewan ini tidak menimbulkan penyakit sehingga tidak dapat diketahui hewan terserang Leptospira jika hanya dengan pengamatan dengan mata.

    *terutama : Tikus

Penularan leptospira dari reservoir pada manusia secara langsung atau tidak langsung dari urin reservoir yang terinfeksi . Leptospita seringnya berada diginjal sehingga terbawa lewat urin.Kontak langsung melalui hidung, mulut, atau membrane mukosa mata atau luka lecet . Paparan tidak langsung dengan air, tanah, makanan, yang terkontaminasi urin yang terinfeksi. Inhalasi droplet aerosol dari cairan yang terkontaminasi dapat pula terjadi.

Leptospira menimbulkan penyakit dalam tubuh karena respon tubuh tehadap keberadaan kuman(gerakan menggali) dan produksi endotoksin(Hyaluronidase). Endotoksin dari tubuhnya akan tetap ada walaupun sudah mati.

Manifestasi Klinis

Ada dua tipe leptospirosis. Tipe pertama Aniteric leptospirosi, leptospirosis ringan bisa sembuh sendiri(85-90% kasus). Tipe kedua Icteric leptospirosis atau well's syndrome(5-10% kasus). Didalam tubuh leptospirosis terjadi dua fase :

  • Fase I : Fase awal-awal saat leptospira masuk kedalam tubuh. Fase ini terjadi leptosperemia, leptospira ditemukan didalam darah. Gejala demam tinggi, nyeri kepala,nyeri otot, nyeri sendi, berlangsung sekitar 4-7 hari. Dapat terjadi proteinuria dan kenaikan kreatinin, Pada fase ini serologi belum terlacak.
  • Fase I : Gejala berfariasi, pada fase ini terbentuk antibody IgM terhadap leptospira. 1-3 hari bebas gejala, kemudain akan timbul gejala demam subfebris, dan gejala Sistem Saraf Pusat (ex: ngelantur atau perubahan pola tidur). Pada fese ini leptospira dapat dikultur dari urin dan pemeriksaan serologis dapat dilakukan.

Weil's Disease: Leptospirosis dengan manifestasi klinis yang lebih berat. Fase awal ringan, diikuti dengan ikterik berat, gagal ginjal(Azotemia), dan pendarahan pada saluran cerna, paru-paru dan organ lain yang belangsung selama 3-6hari. Gagal ginjal oliguri (urin <400cc selama sehari) dan disfungsi hati gambaran klinis yang paling dominan.

Gejala Klinis Leptospirosis:Pulmonary infiltrasi, pneummonitis, hemmorragi, Infeksi konjungtiva, Muscle tenderness (otot sakit), Jaundice, Abdominal tenderness, CVA tenderness, Abnormal auscultation, Erythemia, petechiae, neck stiffness, adenopathy(kaku leher), kuning.

Komplikasi Leptospirosis : dapat menyebabkan Gagal ginjal(Azotemia), Oligoria(Urin sedikit), Pendarahan, Purpura, hemolysis, Pendarahan saluran cerna, Hypoprotrombinemia dan trombositopenia. Penyebab gagal ginjal bisa karena kekurangan cairan, tersumbatnya ginjal, atau reaksi tubuh terhadap leptospira.

*Perbedaan dengan demam berdarah yang thrombosis sama turu :Demam berdarah tidak menyebabkan darah putih meningkat dan terjadi proteinuria.

Diagnosis laboratorium Leptospira :

-Pemeriksaan langsung : Yang dilihat langsung Leptospiranya secara Mikroskopis (Mikroskop medan terang atau mikroskop fase kontras)

-Pemeriksaan tidak langsung :

  • Makroskopik Aglutination Tes (MAT), Indirect Flourescent Antibodi Tes(IFAT), Indirect Haemaglutinasi Assay(IHA), Counter Immunoelecrophoresis (CIEP), Cemplement Fixation Tes(CFT).
  • Yang terbaru : ELISA, Mikrokapsul Agglutination Test(MAT), Lepto-Dipstik, Serogrup/serovat Specific Test, Mikroskopic Agglutination Test, Serovar Spesific Tests, Mikroskopik Agglutination Test (MAT), Serovar Specific ELISA

Diagnosis Banding : meningitis, Influenza, viral hepatitis, Rickettsiosis,Typhoid fever, Septicemia, Toxoplasmosis, Legionaire's disease, Malaria, Alcohol hepatitis. Untuk menegakkan diagnosis klinis(awal) berdasar anamnesis(bertanya pada pasien), epidemologi, dan timbulnya nyeri pada otot.Sementara diagnosis banding dilakukan karena beberapa gejala penyakit ini ada kemiripan dengan leptospirosis.

Leptospirosis dengan Hepatitis:

Leptospirosis: Ikterik Leptospirosis waktu demam tinggi dan terjadi gagal ginjal

Hepatitis :Ikterikterjadi bila demam telah reda dan tidak terjadi.

Pancegahan

Menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah kontaminasi urin reservoir yang terinfeksi, Menekan pertumbuhan tikus(reservoir utama), Hindari berjalan kaki tanpa penutup(sepatu boot) pada genangan air (banjir) karena kemungkinan genangan air tersebut terkontaminasi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More