Pemeriksaan Laboratorium Retikulosit




 
Gambar Retikulosit dalam Pewarnaan BCB
(Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD)
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan mitokondria) yang berbentuk seperti jala. Retikulosit berukuran lebih besar dari eritrosit dan berwarna lebih biru. Ciri-ciri Morfologi : Ukuran : 8 - 12 mm, Bentuk: bulat, Warna sitoplasma: pucat,Granularitas:granul tunggal atau multipel, pekat,lembayung, Bentuk inti: tidak ada, Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit

Metode           : Supravital staining
Prinsip            :
Ke dalm darah dimana sel-sel darah dalam keadaan hidup ditambahkan larutan BCB selam beberapa menit. Kemudian dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel-sel retikulosit secara mikroskopik. Prosentase retikulosit ditentukan terhadap sejumlah eritrosit.
Reagensia      :
Larutan Brillian Cresyl Blue (BCB)
-        New Methylen Blue    1 gram
-        Larutan Citras Saline  100 ml
Larutan Citras Saline berisi campuran : Natrium Citrate 30 g/L 1 bagian dan NaCl 9 g/L 4 bagian.
Alat-alat          :
-       Objek glass
-       Tabung reaksi
-       Pipet 100 µL dan 50 µL
-       Mikroskop
-       Cell counter

Spesimen       : Darah EDTA
Cara kerja      :
1.    100 µL darah dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 50 µL larutan BCB, dicampur hingga homogen, didiamkan selama 15-20 menit
2.    Campur dibuat sediaan apus tipis pada obyek glass dan dibiarkan mongering diudara.
3.    Menghitung jumlah retikulosit secara mikroskopik dengan perbesaran kuat (100X).
Perhitungan   :
1.    Jumlah retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit
2.    Prosentase retikulosit dihitung dengan rumus :
 = N/1000 X 100%                       
Nilai normal   : 0,5 – 1,5 %

Interpretasi Hasil :
Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar HB normal mengindikasikan adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan sum-sum tulang. Peningkatan retikulosit disertai dengan kadar HB yang rendah menunjukkan bahwa respon tuubuh terhadap anemia tidak adekuat. Penyakit yang disertai peningkatan jumlah retikulosit antara lain anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia mayor, leukimia, eritroblastik feotalis, HBC dan D positif, kehamilan, dan kondisi paska pendarahan berat.

Penurunan jumlah retikulosit yang seharusnya tinggi terjadi pada krisis aplastik yaitu kejadian dimana destruksi eritrosit tetap berlangsung sementara produksi eritrosi terhenti, misalnya pada anemia hemolitik kronis karena HBS, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia aplastik, terapi radiasi, hipofungsi andenocortical, hipofungsi hipofise anterior, dan sirosis hati.

Resferensi :
Sutedjo, AY. 2006.Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:Amara Books.
Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD

 


Nilai Eritrosit Rata-rata (Indeks Eritrosit)

Nilai Eritrosit rata-rata (ing: Mean Corpuscular Value) atau disebut juga indeks eritrosit  adalah nilai-nilai yang memberi keterangan mengenai rata-rata ukuran eritrosit dan banyaknya hemoglobin pereritrosit. Nilai yang banyak dipakai adalah :
1. Mean Corpuscular Volume (MCV) = Volume Eritrosit Rata-rata (VER)
2. Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) = Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (VER)
3.Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit  Rata-rata (KHER)
Penjelasan dari nilai-nilai tersebut, yaitu sebagai berikut :
1.Mean Corpuscular Volume (MCV) = Volume Eritrosit Rata-rata (VER): 
   volume rata-rata sebuah eritrosit dalam femtoliter (Fl)
Cara Perhitungan :
MCV (VER) = Nilai Hematokrit (Hmt) /Jumlah Eritrosit (AE) X 10 Fl

Nilai Normal : 82-92 Fl

Interpretasi Hasil :
Penurunan MCV (VER) terjadi pada pasien anemia mikrositik, Defisiensi besi, arthritis   rheumatoid, talasemia, anemia sel sabit, HBC, keracunan timah, dan radiasi.
Peningkatan MCV (VER) terjadi pada pasein

Peningkatan MCV terjadi pada anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, penyakit hati kronis, hipotiroidisme, efek obat vitamin B12, antikonvulsan, dan antimetabolik

2. Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH)  = Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (VER)
    Banyaknya hemoglobin pereritrosit dalam Pikogram (Pg)
   
    Cara Perhitungan :
    MCH (HER) = Kadar HB (g%)/Jumlah Eritrosit (AE) X 10 Pg

  Nilai Normal : 27-31 Pg

  Interpretasi Hasil :
  Penurunan MCH (HER) terjadi pada anemia mikrositik, dan anemia hipokromik
  Peningkatan MCH (HER) terjadi pada anemia defisiensi besi

3.  Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration  (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit     Rata-rata (KHER)
Konsentrasi/kadar hemoglobin yang didapat pereritrosit, dinyatakan dalam persen (%). Meskipun dinyatakan dalam persen (%), satuan lebih lebih tepat “gram hemoglobin per dl eritrosit”.

Cara Perhitungan :
     MCHC (KHER) = Kadar HB (g%)/ Nilai Hematokrit (Hmt) X 100
    
     Nilai Normal : 32- 37 %

     Interpretasi Hasil :
     Penurunan MCHC terjadi pada anemia hipokromik dan talasemia
     Peningkatan MCHC terjadi pada penderita defisiensi zat besi

Referiensi :
Sutedjo, AY. 2006.Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:Amara Books.
Gandasoebrata, R. 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More