Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit antropozoonotik (penyakit pada hewan yang dapat ditularkan pada manusia) bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Ada banyak jenis bakteri leptospira tapi yang menyebabkan leptospirosis adalah L. interrogans.

Ciri-ciri L.interrogans :

  • Berbentuk spiral tipis berukuran 0.1 mmx6-20mm,
  • Bergerak sangat aktif (Very active motility),dengan memutar dan bengkok
  • Biasanya satu atau kedua ujungnya membengkok dan berkait
  • Dapat lihat di mikroskop medan gelap, mikroskop kontras, atau yang lebih canggih

Seperti yang di jelaskan di paragraf pertama leptospirosis adalah penyakit antropozoonotik, Hewan tertentu dapat menularkan penyakit ini pada manusia. Penularan dari manusia kemanusia kemungkinan bisa tapi selama ini belum pernah terjadi.

Hewan yang dapat menuarkan (reservoir) leptospirosis:

  • Hewan pengerat (rodensia),paling banyak
  • Binatang ternak(domba, kuda, kambing, angsa),
  • Binatang bertaring

    Lepstospira berkembang dalam tubuh hewan-hewan ini tidak menimbulkan penyakit sehingga tidak dapat diketahui hewan terserang Leptospira jika hanya dengan pengamatan dengan mata.

    *terutama : Tikus

Penularan leptospira dari reservoir pada manusia secara langsung atau tidak langsung dari urin reservoir yang terinfeksi . Leptospita seringnya berada diginjal sehingga terbawa lewat urin.Kontak langsung melalui hidung, mulut, atau membrane mukosa mata atau luka lecet . Paparan tidak langsung dengan air, tanah, makanan, yang terkontaminasi urin yang terinfeksi. Inhalasi droplet aerosol dari cairan yang terkontaminasi dapat pula terjadi.

Leptospira menimbulkan penyakit dalam tubuh karena respon tubuh tehadap keberadaan kuman(gerakan menggali) dan produksi endotoksin(Hyaluronidase). Endotoksin dari tubuhnya akan tetap ada walaupun sudah mati.

Manifestasi Klinis

Ada dua tipe leptospirosis. Tipe pertama Aniteric leptospirosi, leptospirosis ringan bisa sembuh sendiri(85-90% kasus). Tipe kedua Icteric leptospirosis atau well's syndrome(5-10% kasus). Didalam tubuh leptospirosis terjadi dua fase :

  • Fase I : Fase awal-awal saat leptospira masuk kedalam tubuh. Fase ini terjadi leptosperemia, leptospira ditemukan didalam darah. Gejala demam tinggi, nyeri kepala,nyeri otot, nyeri sendi, berlangsung sekitar 4-7 hari. Dapat terjadi proteinuria dan kenaikan kreatinin, Pada fase ini serologi belum terlacak.
  • Fase I : Gejala berfariasi, pada fase ini terbentuk antibody IgM terhadap leptospira. 1-3 hari bebas gejala, kemudain akan timbul gejala demam subfebris, dan gejala Sistem Saraf Pusat (ex: ngelantur atau perubahan pola tidur). Pada fese ini leptospira dapat dikultur dari urin dan pemeriksaan serologis dapat dilakukan.

Weil's Disease: Leptospirosis dengan manifestasi klinis yang lebih berat. Fase awal ringan, diikuti dengan ikterik berat, gagal ginjal(Azotemia), dan pendarahan pada saluran cerna, paru-paru dan organ lain yang belangsung selama 3-6hari. Gagal ginjal oliguri (urin <400cc selama sehari) dan disfungsi hati gambaran klinis yang paling dominan.

Gejala Klinis Leptospirosis:Pulmonary infiltrasi, pneummonitis, hemmorragi, Infeksi konjungtiva, Muscle tenderness (otot sakit), Jaundice, Abdominal tenderness, CVA tenderness, Abnormal auscultation, Erythemia, petechiae, neck stiffness, adenopathy(kaku leher), kuning.

Komplikasi Leptospirosis : dapat menyebabkan Gagal ginjal(Azotemia), Oligoria(Urin sedikit), Pendarahan, Purpura, hemolysis, Pendarahan saluran cerna, Hypoprotrombinemia dan trombositopenia. Penyebab gagal ginjal bisa karena kekurangan cairan, tersumbatnya ginjal, atau reaksi tubuh terhadap leptospira.

*Perbedaan dengan demam berdarah yang thrombosis sama turu :Demam berdarah tidak menyebabkan darah putih meningkat dan terjadi proteinuria.

Diagnosis laboratorium Leptospira :

-Pemeriksaan langsung : Yang dilihat langsung Leptospiranya secara Mikroskopis (Mikroskop medan terang atau mikroskop fase kontras)

-Pemeriksaan tidak langsung :

  • Makroskopik Aglutination Tes (MAT), Indirect Flourescent Antibodi Tes(IFAT), Indirect Haemaglutinasi Assay(IHA), Counter Immunoelecrophoresis (CIEP), Cemplement Fixation Tes(CFT).
  • Yang terbaru : ELISA, Mikrokapsul Agglutination Test(MAT), Lepto-Dipstik, Serogrup/serovat Specific Test, Mikroskopic Agglutination Test, Serovar Spesific Tests, Mikroskopik Agglutination Test (MAT), Serovar Specific ELISA

Diagnosis Banding : meningitis, Influenza, viral hepatitis, Rickettsiosis,Typhoid fever, Septicemia, Toxoplasmosis, Legionaire's disease, Malaria, Alcohol hepatitis. Untuk menegakkan diagnosis klinis(awal) berdasar anamnesis(bertanya pada pasien), epidemologi, dan timbulnya nyeri pada otot.Sementara diagnosis banding dilakukan karena beberapa gejala penyakit ini ada kemiripan dengan leptospirosis.

Leptospirosis dengan Hepatitis:

Leptospirosis: Ikterik Leptospirosis waktu demam tinggi dan terjadi gagal ginjal

Hepatitis :Ikterikterjadi bila demam telah reda dan tidak terjadi.

Pancegahan

Menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah kontaminasi urin reservoir yang terinfeksi, Menekan pertumbuhan tikus(reservoir utama), Hindari berjalan kaki tanpa penutup(sepatu boot) pada genangan air (banjir) karena kemungkinan genangan air tersebut terkontaminasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Kasih Komentar Yah,,Teman

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More