Cara-cara untuk Menjaga Kesehatan dan Terhindar dari Penyakit

Cara-cara untuk Menjaga Kesehatan dan Terhindar dari Penyakit—Kesehatan adalah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kadang sebagian kita mengabaikan kesehatan dengan tidak menerapkan pola hidup sehat seperti sering mengonsumsi Junk Food (Makanan cepat saji), minum soft drink, tidak pernah berolah raga, sering begadang, dan lain sebagainya. Sesal datang kalau sudah jatuh sakit. Menerapkan pola hidup sehat adalah cara yang utama untuk menjaga kesehatan dan terhindar berbagai macam penyakit. Jika sakit sedikit jangan langsung aja mengkonsumsi obat yang mengandung bahan kimia, cobalah mengkonsumsi Obat-obatan Herbal karena herbal minim efek samping  (Baca: Sehat Alami dengan Produk Indonesia).

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan dalam pola hidup sehat:
1. Makan dengan Menu Makanan yang Seimbang dan Tepat Waktu
Makanan yang seimbang adalah makanan yang harus dimakan untuk membuat tubuh berfungsi dengan normal. Makanan seimbang gabungan harusnya mengasilkan tenaga yang cukup,karbohidrat, protein, lemak, serat (fiber), bahan galian, asam lemak, dan vitamin. Waktu makan juga harus diperhatikan, jangan menunda-nunda makan atau melupakan sarapan. Tubuh di paksa beraktifitas sementara pemasukkan tenaga tidak ada, tunggu saja dampak buruk yang akan muncul. Contoh yang sering terjadi orang yang makan tidak teratur rentan terkena penyakit maag.
2. Perbanyak Makan Buah dan Sayuran
Sebenarnya sayuran dan buah-buahan sudah termasuk kedalam menu makanan seimbang. Namun perlu ditekankan lagi, karena sangat dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Sayur dan Buah mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Sehingga kesehatan dapat terjaga, dan membuat tubuh tidak mudah diserang penyakit.
3. Minum Air putih Sebanyak 2 liter dalam 1 hari
Sebagian dari kita pasti ada yang masih malas minum banyak air putih, Mungkin hanya minum sedang makan atau lagi haus. Kebiasaan tersebut harus di ubah karena tubuh sangat butuh pasokan air yang cukup. Air memiliki peranan penting dalam tubuh. Sekitar 60% dari berat adalah cairan (air). Dalam prosesnya cairan tersebut ada yang keluar melalui keringat dan urine, untuk menjaga volume cairan tubuh tetap normal maka kita harus minum yang cukup. Kekurangan cairan tubuh di sebut dehidrasi yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran, pada tingkat lebih parah menyebabkan kehilangan kesadaran, koma bahkan bisa berakibat kematian. Dehidrasi juga dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.   
4. Istirahat Malam yang Cukup
Lama tidur untuk orang dewasa antara 6-8 jam. Pada jam-jam kita tidur terjadi tahapan detoksifikasi/mengeluaran racun-racun dalam tubuh, jika tidur kita kurang maka proses itu tak akan sempurna. Sehingga dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.
5. Olahraga Teratur
Olahraga sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Dengan melakukan aktifitas ini kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, menjaga berat badan, metabolisme menjadi lancar sehingga penyerapan nutrisi kedalam tubuh lebih sempurna yang  membuat kita lebih bertenaga dan semangat menjalankan aktifitas lain.

Demikianlah Cara-cara untuk Menjaga Kesehatan dan Terhindar dari Penyakit, semoga bermanfaat. Jika anda membutuhkan info mengenai produk atau obat herbal silahkan mengunjungi Web Berkat Herbal

PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR Cu AIR

METODE : Dietil Dithiokarbamat

DASAR TEORI

Pada proses pembubuhan CuSO4 dalam air kolam renang dengan tujuan menghambat pertumbuhan lumut dalam air,Cu merupakan logam berat yang berbahaya bila kadarnya melebihi Nilai ambang batas ,juga penambahan

Garam Cu digunakan dalam air sebagai sistem tambahan untuk mengontrol pertumbuhan biologi dalam air/waduk dan pipa untuk mengkatalisa oksidase Mn.

Korosi tembaga berisi logam campuran P, yang berasal dari alat-alat pipa yang mungkin mengandung sejumlah tembaga dalam air tersebut.

Tembaga penting untuk manusia, kebutuhan tembaga pada orang dewasa perhari kira-kira 2,0 mg.

Kadar maksimum yang dianjurkan adalah 0,05 mg/l

Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 1,5 mg/l

PRINSIP

Ion Cu dengan Dinatrium Diethil Dithiokarbonat membentuk persenyawaan kompleks koloidal berwarna coklat kekuningan. Tetapi bila kadar Cu tinggi koloid akan menjadi kekeruhan (warna yang terjadi dibaca dengan secara visual).

Pembacaan setelah 5 menit tetapi kurang dari satu jam, warna yang terjadi sama dalam suasana sedikit asam, netral ataupun alkalis. Dalam tabung Nessler dapat terdeteksi minimum 0,005 mg/l.

Reaksi : 2 Na (C2 H5)2 NCS2N + Cn2+ → 2 Na + {(C2H5)2 NCS2}2 Cn berbentuk kompleks.

CARA KERJA

1. Membuat standar Cu dengan berbagai konsentrasi (0; 0, 05; 0,1; 1; 1,5) dalam 100 ml aquades.

2. Disiapkan 7 buah tabung Nessler masing-masing 5 buah untuk standar, 1 buah untuk pemeriksaan dan 1 buah untuk blanko.

Sampel

Standar

Blanko

Sampel

100 ml

-

-

Aquades

100 ml

100 ml

Na Diethil Dithiokarbonat

5 ml

5 ml

5 ml

Standar Cu

-

0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 ml

-

NH 4OH5N

5 ml

5 ml

5 ml

3. Dicampur sampai homogen dan ditunggu 5 menit agar reaksi yang terjadi sempurna.

4. Bandingkan sampel dengan standar hingga derajad warnanya sama.

Konsentrasi standar yang derajat warnanya sama dengan sampel :

PERHITUNGAN

Kadar Cu

1000/Vol Sampel x vol standar x konsentrasi standar x 1 mg/L

vol standar x konsentrasi standar x 1 mg/L


Pemeriksaan Kadar Gula Darah dengan Photometer

WAPHA (06/07/12)—Pemeriksaan Kadar Gula Darah dengan Photometer,Pemeriksaan Kadar Gula Darah bertujuan untuk mendiagnosis Penyakit Diabetes Melitus. Penyakit Diabetes Melitus dapat diartikan individu yang volume unrine nya mengandung Kadar Gula Tinggi. Diabetes Melitus adalah Penyakit Hiperglikemia (Kadar Gula Darah yang Tinggi) yang ditandai ketiadaan absolut insulin atau penurunan insensitivitas sel terhadapat insulin. Kadar Gula darah diukur setelah puasa 12 jam (GDP) dan 2 jam setelah makan (PP) menggunakan serum atau plasma darah.  
Metode           : Glucose GOD-PAP
b.    Tujuan                        :
Umtuk penentuan in vitro secara kualitatif kadar glukosa dalam serum dan plasma darah secara enzimatis.
c.    Prinsip                        :
Test kolorimetris enzimatis berdasarkan reaksi Trinder :
Glucose + O2 + H2O         -----     Glucose Oxidase +H2O
2H2O2 + phenole +4 – amino – antipyrine         -------        red chinonimin+4H2O
d.    Alat                 :
1)    Photometer
2)    Kapas alkohol
3)    Torniquet
4)    Spuit 3 ml
5)    Plester
e.    Bahan             : serum atau plasma
f.     Reagen
1)    Reagen warna
Phosphate buffer (pH 7,5)
Phenol
4-aminoantripirin
Glukose oksidase
Peroxidase
250 mmol/L
5 mmol/L
0,5 mmol/L
>10 kµ/L
>1 kµ/L

2)    Larutan Standart
g.    Cara kerja      :
1)    Melakukan sampling darah vena
2)    Masukkan darah ke dalam tabung reaksi, kemudian diamkan 15 – 30 menit.
3)    Sentrifuge darah selama 5 menit 3500 rpm.
4)    Menambahkan serum sebanyak 20 µL ditambah reagen sebanyak 1000 µL pada tabung reaksi, inkubasi 10 menit pada suhu 370 C.
5)    Potometer dinyalakan ,kemudian selang dipasang.
6)    Tekan PENGUKURAN DENGAN METODE yang tertera pada layar
7)    Pilih kode untuk pengukuran kadar glukosa.
8)    Tekan CUCI, kemudian masukan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi aquadest dan tekan tombol yang berada di belakang selang, aquadest akan diserap ke dalam selang.
9)    Masukan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian tekan tombol yang berada di belakang selang, sampel akan diserap ke dalam selang hingga habis.
10) Hasilnya akan keluar pada layar.
h.    Kadar Gula Darah Normal
Kadar Gula Darah Puasa     : 70 – 110 mg/dl
Kadar  Gula Darah  2 jam PP : < 140 mg/dl           
Referensi :
Buku Saku Patofisiologi- Elizabet J Corwin
Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium- AY.Sutedjo,AKM 

Ulasan Singkat Mengenai Askariasis

Telur Cacing Ascaris Lumbricoides
Askariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan infeksi cacing spesies Ascaris lumbricodes. Cacing Ascaris lubricoides hidup dalam usus penderita, dan larvanya dapat dijumpai pada paru-paru sehingga mengganggu fungsi paru-paru

Morfologi
Cacing Dewasa: Mempunyai bentuk dan warna mirip cacing tanah.Cacing jantan panjangnya mencapai 30 cm,pada cacing jantan ujung posteriornya lancip dan melengkung kearah ventral, dilengkapi papil kecil dan 2 buah speculum berukuran 2mm, Sedang Cacing betina panjangnya mencapai 35 cm posteriornya membulat dan lurus, dan setengah anteriornya terdapat cincin kopulasi.
Telur Cacing: Telur cacing memiliki empat bentuk, yaitu tipe dibuahi (fertilized), tidak dibuahi ( avertilized), matang, dan decorticated. Telur yang dibuahi oval, dinding tebal, terdiri dua lapis (lapisan luar albuminoid dan lapisan dalam jernih), isi telur berupa masa sel telur. Telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang dari sel telur yang dibuahi, dan dinding lebih tipis, isi masa granula refraktil.Telur matang berisi larva (embrio). Telur yang decorticated tidak dibuahi, tapi lapisan albuminoid sudah hilang.

Epidemologi
Askariasis banyak diderita penduduk dunia, terutama yang hidup didaerah tropis dan subtropis yang beriklim panas dan sanitasi buruk.
Infeksi askariasis terjadi karena tertelan telur cacing yang infektif yang terdapat dalam makanan ataua minuman yang tercemar tinja.

Diagnosis
Pada infeksi ringan, gejala klinis tidak jelas dan keluhan pendeita tidak khas, berupa nyeri abdomen dan timbul manifestasi alergi.
Pada infeksi berat dapat menimbulkan komplikasi dan gejala yang sesuai seperti Volulus, intususeosi usus, obstruksi usus, alergi berat.
Pemeriksaan Makroskopis Tinja: Dapat ditemukan adanya cacing Ascaris dewasa yang berbentuk khas , dengan panjang mencapai 30 cm.
Pemeriksaan Mikroskopis Tinja: Ditemukan telur cacingg yang berbentuk khas.
Pemeriksaan Darah : Terjadi Eosinofilia (Eosinofil >4%)

Pengobatan
Menggunakan obat-obat cacing (antelmintik) seperti Mendazol, Pirantel pamoat, Levamizol, Bepheminium hidroksinaftoat, Piperazine sitrat.

Pencegahan
Ascaris lumbricoides termasuk  Soil Transmited Helminth, yang berarti cacing yang dapat ditularkan melalui tanah, sehingga pencegahannya adalah menjaga agar makanan dan minuman tidak tercemar tanah yang mengandung telur cacing. Pembuatan kakus yang benar dapat mencegah terjadinya pencemaran tanah dan reinfeksi.

Pemeriksaan Laboratorium Retikulosit




 
Gambar Retikulosit dalam Pewarnaan BCB
(Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD)
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan mitokondria) yang berbentuk seperti jala. Retikulosit berukuran lebih besar dari eritrosit dan berwarna lebih biru. Ciri-ciri Morfologi : Ukuran : 8 - 12 mm, Bentuk: bulat, Warna sitoplasma: pucat,Granularitas:granul tunggal atau multipel, pekat,lembayung, Bentuk inti: tidak ada, Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit

Metode           : Supravital staining
Prinsip            :
Ke dalm darah dimana sel-sel darah dalam keadaan hidup ditambahkan larutan BCB selam beberapa menit. Kemudian dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel-sel retikulosit secara mikroskopik. Prosentase retikulosit ditentukan terhadap sejumlah eritrosit.
Reagensia      :
Larutan Brillian Cresyl Blue (BCB)
-        New Methylen Blue    1 gram
-        Larutan Citras Saline  100 ml
Larutan Citras Saline berisi campuran : Natrium Citrate 30 g/L 1 bagian dan NaCl 9 g/L 4 bagian.
Alat-alat          :
-       Objek glass
-       Tabung reaksi
-       Pipet 100 µL dan 50 µL
-       Mikroskop
-       Cell counter

Spesimen       : Darah EDTA
Cara kerja      :
1.    100 µL darah dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 50 µL larutan BCB, dicampur hingga homogen, didiamkan selama 15-20 menit
2.    Campur dibuat sediaan apus tipis pada obyek glass dan dibiarkan mongering diudara.
3.    Menghitung jumlah retikulosit secara mikroskopik dengan perbesaran kuat (100X).
Perhitungan   :
1.    Jumlah retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit
2.    Prosentase retikulosit dihitung dengan rumus :
 = N/1000 X 100%                       
Nilai normal   : 0,5 – 1,5 %

Interpretasi Hasil :
Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar HB normal mengindikasikan adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan sum-sum tulang. Peningkatan retikulosit disertai dengan kadar HB yang rendah menunjukkan bahwa respon tuubuh terhadap anemia tidak adekuat. Penyakit yang disertai peningkatan jumlah retikulosit antara lain anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia mayor, leukimia, eritroblastik feotalis, HBC dan D positif, kehamilan, dan kondisi paska pendarahan berat.

Penurunan jumlah retikulosit yang seharusnya tinggi terjadi pada krisis aplastik yaitu kejadian dimana destruksi eritrosit tetap berlangsung sementara produksi eritrosi terhenti, misalnya pada anemia hemolitik kronis karena HBS, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia aplastik, terapi radiasi, hipofungsi andenocortical, hipofungsi hipofise anterior, dan sirosis hati.

Resferensi :
Sutedjo, AY. 2006.Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:Amara Books.
Atlas  Hematologi Krzysztof Lewandowski, MD dan Andrzej Hellmann, MD

 


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More